Sunday, October 26, 2008

Di balik senyum petugas pompa bensin

Ketika mengisi bensin, saya sering kali ngobrol dengan petugas pom
bensinnya. Kebiasaan saya memang suka mengobrol dengan siapa saja.
Sering kalinya saya hanya ingin menambah wawasan saja dari hal-hal
yang mungki tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya. Hal yang beberapa
bulan ini saya tanyakan ke mereka di berbagai tempat pom bensin
adalah apakah mereka tidak pusing mencium bau bensin setiap hari dan
kenapa mereka tidak memakai masker penutup hidung agar mengurangi uap bensin yang terhirup.

Hal tersebut saya tanyakan, karena saya saja yang berdiri sebentar
sambil ngobrol, sudah langsung pusing karena menghirup bau bensin
tersebut.

Mereka, kurang lebih sepuluh orang,yang saya tanyakan semuanya
menjawab bahwa sebenarnya mereka juga pusing. Mereka merasakan dada
yang sesak. Dan makin parah lagi kalau pas mereka sedang sakit,
katakan saja flu, perasaan sakit di dada semakin menjadi.

Ketika saya tanyakan kenapa mereka tidak memakai masker, jawaban
mereka semuanya sama yaitu karena kebijakan perusahaan. Perusahaan
melarang mereka memakai masker karena demi pelayanan ke pelanggan.
Mereka diwajibkan untuk tetap tersenyum ketika melayani pelanggan.
Mereka bilang, kalau mereka pakai masker, mereka tidak bisa lagi
menunjukkan senyum mereka ke nasabah dan itu akan dianggap tidak
sopan karena tidak menghargai pelanggan.


Saya terkaget mendengar jawaban mereka. Jawaban mereka semuanya
seragam. Jawaban mereka pun semakin diperkuat dengan iklan Pertamina
di televisi yang mengutamakan senyum petugasnya ketika melayani
pelanggan.

Ironisnya, dibalik senyum yang mereka berikan, ada derita yang harus
mereka tanggung dengan mencium uap bensin setiap hari yang dapat
memberikan gangguan yang serius kepada kesehatan mereka, khususnya
paru-paru dan otak mereka.

Saya sebagai pelanggan lebih senang melihat mereka memakai masker
penutup hidung, ketimbang mereka melayani dengan senyum tapi saya
tahu dibalik senyumnya, mereka menanggung derita yang tidak ringan.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kita yang peduli terhadap nasib
para pekerja pom bensin untuk menyerukan kepedulian kesehatan petugas
pom bensin agar pertamina dan pemilik pom bensin melengkapi petugas
pom bensin dengan masker penutup hidung.

Saya sebagai pelanggan pom bensin lebih peduli kesehatan petugas pom
bensin ketimbang senyuman mereka ketika mereka mengisikan bensin ke
kendaraan saya.
Saya sudah mulai merasa tidak nyaman karena tahu dibalik senyuman
petugas pom bensin ada derita yang harus mereka tanggung akibat
menghirup uap bensin.

Semoga melalui tulisan ini, nasib kesehatan petugas pom bensin bisa
diperbaiki dimulai dengan memakai masker penutup hidung.

catatan:
Sekedar tambahan catatan, untuk pom bensin yang buka 24 jam,
diterapkan tiga shift kerja. Kurang lebih mereka bekerja seharinya
sekitar 8-9 jam. Jumlah jam yang cukup lama untuk menghirup uap
bensin terus menerus.

Silahkan di forward tulisan ini, khususnya ke mereka yang anda pikir
dapat mempengaruhi untuk merubah kebijakan agar para petugas pom
bensin dibolehkan memakai masker penutup hidung.

jabat erat,

Sumber : Irwan Ariston Napitupulu, Superkoran (www.apakabar.
ws)

..............
Saya ingin meneruskan saja info ini, smoga bs diteruskan ke pejabat
Pertamina, bahwa mereka perlu lebih memperhatikan kesehatan operator,
tidak hanya memperhatikan customer satisfaction. Smg bisa membawa
perubahan kebijakan. Terima kasih.

No comments: